Teknik tradisional menangkap ikan

Kamis, 31 Maret 2011
0 komentar

Bubu Perangkap Ikan

Mulai edisi ini akan dibahas secara berseri, beragam cara menangkap ikan. Sebagai pemancing, kita perlu mengetahui berbagai cara menangkap ikan, sehingga menambah khazanah ilmu, karena tanpa kita sadari memancing pun merupakan bagian dari teknik menangkap ikan.

carp-lagi.jpgBubu sebenarnya termasuk trap atau alat perangkap ikan yang dipasang secara tetap di dalam air untuk jangka waktu tertentu yang memudahkan ikan masuk dan mempersulit ikan keluar. Alat ini biasanya dibuat dari bahan alami seperti bambu, kayu dan yang modern telah menggunakan kawat atau bahan buatan seperti jaring/jala.
Terdapat beberapa jenis alat tangkap yaitu bubu dasar, bubu hanyut, sero, bagan dan jermal.

A. Bubu Dasar
Bubu ini dibuat dari bahan bambu, rotan dan kawat. Bentuknya bermacam-macam ada yang silinder, setengah lingkaran, empat persegi panjang, segitiga memanjang dll.  Dalam operasinya ada yang memakai umpan ada yang tidak. Biasanya terdapat 3 bagian bubu dasar yaitu bagian badan atau tubuh bubu. Terbuat dari bambu dan dilengkapi dengan pemberat untuk menenggelamkan bubu ke dasar perairan.
Bagian kedua adalah bagian lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan yang terletak pada bagian sisi bawah bubu. Posisinya terletak di belakang mulut bubu.  Sedangkan mulut bubu berfungsi untuk masuknya ikan, posisinya terletak di depan badan bubu. Semakin ke dalam, semakin kecil diameter lubangnya.
Sebelum bubu dimasukkan ke perairan, maka ditentukan dulu daerah yang diperkirakan banyak terdapat ikan dasar, biasanya di daerah yang banyak terumbu karangnya. Setelah dianggap posisinya sudah baik, maka pemasangan dilakukan  dan 1-3 hari kemudian bubu diangkat untuk mengambil ikan-ikan yang terjebak.




Gb.1. Bubu dasar tradisional dari Indonesia




Gb2. Bubu modern dari bahan kawat anti karat





Gb.3. Penggunaan bubu dasar pada kapal-kapal modern


Gb.4. Bubu untuk menangkap lobster (dok: Istimewa)


B. Bubu Hanyut
Bubu ini pada dasarnya sama dengan bubu dasar, tapi lebih dikhususkan untuk menangkap ikan terbang dan pada bagian luar bubu diberikan untaian daun kelapa untuk menarik perhatian ikan terbang. Alat ini disebut dengan ‘Patorani” di sekitar perairan pantai Barat Sulawesi Selatan. Alat ini dioperasikan pada musim pemijahan ikan terbang yaitu pada musim timur, sehingga hanya diopersikan pada waktu-waktu tertentu saja.
Karena dimaksudkan untuk menangkap ikan terbang, maka bubu tidak diberi pemberat, sehingga  hanya ditali dengan perahu. Akibatnya bubu akan hanyut sesuai dengan arah perahu.
Ikan terbang yang akan memijah, biasanya meletakkan telur-telurnya di daun kelapa, kemudian akan masuk ke dalam bubu. Cara ini sebenarnya kurang ramah lingkungan, karena telur-telur yang sedianya akan melanjutkan generasi ikan terbang di perairan jadi terhambat. Tetapi karena harga telur ikan terbang semakin lama semakin mahal, maka nelayan tetap saja melakukan aktifitas ini.

C. Sero ( Guilding Barrier)
Adalah perangkap ikan yang dipasang secara permanen di dalam air yang terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan menuntun ikan menuju perangkap.  Alat ini biasanya terdiri dari kayu, bambu dan jaring.  Terdapat 2 bagian sero yaitu bagian penaju (leading net) yang berfungi menggiring ikan untuk berenang menuju daerah jebakan (trap area) saat pasang naik. 
Trap area berada di daerah yang lebih dalam, sehingga alat ini sangat cocok digunakan di daerah yang landai yang sedikit miring di pinggir pantai. Pengambilan ikan dilakukan saat surut, karena banyak ikan yang terjebak di trap area.
Di Eropa Barat, banyak digunakan dan jaringnya dibuat dari bahan multifilament (kalau ditempat kita sekarang biasa disebut benang PE atau Braided untuk senar poping) yang disebut fyke net. Sero ini di Perancis biasa digunakan untuk menjebak ikan sidat.



Gb. 4.  Sero


Gb.5. Modifikasi sero (guilding barrier)

D.  Bagan
Bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di peraiaran pantai pada malam hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai penarik ikan. Bagan di Indonesia telah dimulai sekitar tahun 1950-an dan sekarang telah banyak mengalami perubahan.
Awalnya digunakan nelayan-nelayan Bugis dan Makasar, kemudian nelayan daerah tersebut membawanaya kemana-mana dan akhirnya hampir dikenal di seluruh Indonesia.


Gb. 6. Bagan

Cara penggunaan jala bagan adalah menurunkan jala dan memasang  lampu pada bulan gelap. Setiap 4 jam jala diangkat. Penarikan dilakukan dengan memutar roller, sehingga jala akat terangkat ke atas. Setelah jala terangkat, maka pengambilan ikan dilakukan dengan  menggunakan jala tangan  (scoop net).

E. Jermal
Jermal adalah perangkap ikan yang terbuat dari jaring, sama dengan bagan, hanya saja bentuk jaringnya adalah katong dan dipasang semi permanent menentang arus air (pasang-surut). Alat tangkap ikan ini biasanya digunakan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang mengikuti aru.
Baca selengkapnya »

Piranti baru Ril spinning PENN TORQUE

1 komentar


 Penn Torque 

Penn, salah satu produsen piranti mancing kenamaan, kembali menghadirkan salah satu produk terbaiknya berupa ril spinning dengan sebutan Penn Torque. Paduan kemewahan serta kekuatan yang digabung menjadikan satu wujud kesempurnaan.
Full metal body, demikian teknologi tinggi yang diterapkan pada bodi dan spool ril ini yang menggunakan bahan metal demi kekokohan Penn Torque. Demikian pula dengan teknologi disain pelapis/ fully sealed design demi melapis komponen dalam ril agar tidak tembus air.
Tujuh buah ball bearing terlapis dibenamkan pada ril juga dipadukan dengan gir pinion yang berbahan kuningan yang dilapisi dengan stainless stell demi mendapatkan kehandalan ril spinning.
Disain mewah Penn Torque terlihat jelas demi mencapai kepuasan dengan dua model yang tersedia TRQS5 dengan corak disain warna hitam kokoh dan TRQS7 yang dibalut dengan disain warna keemasan yang elegan.*smf
Baca selengkapnya »

Tips Memancing di Tengah Laut Bagi Pemula

1 komentar
Sebagai pemancing pemula yang ingin sekali memperoleh ikan monster dilaut lepas, ada baiknya kita mengikuti saran dan belajar dari pemancing yang sudah ahli.
Seperti para nelayan tradisional yang memilih memancing pada bulan Agustus hingga Desember, dengan alasan pada bulan tersebut beberapa jenis ikan pelagis dijumpai dalam jumlah banyak dan yang terpenting karena ombak dan cuaca yang lebih bersahabat.
Pelagis

Untuk para pemula yang melaut dengan kapal, para nelayan menyarankan untuk memakai teknik gulung atau bisa disebut handline sebelum memakai teknik mancing seperti teknik trolling, teknik mancing dasaran atau bahkan teknik popping.
mancing

Persiapan memancing.
Agar sukses dalam memancing, beberapa langkah ini dpat dijadikan ceklist:
1. Persiapkan pancing gulung, agar tidak mudah kusut gunakan senar yang berdiameter besar (80-150 lbs)
2. Gunakan baju yang berwarna gelap, baju yang yang berwarna putih atau terang akan disangka mangsa, bisa sobek dihajar gigi ikan pelagis yang tajam.
3. Pakai sarung tangan atau bila anda risih gunakan pembalut jari untuk bermain volley ball.
4. Gunakan kail dengan batang yang panjang (Mustad) nomor 8 atau 9, timah atau bandul dengan berat yang sesuai dengan kecepatan arus, kili-kili atau swivel ukuran kecil, kawat tunggal atau necline ukuran 24 atau 25.
5. Umpan buatan berupa jig metal berphospor. Umpan hidup berupa cumi-cumi, ikan kumis kucing (koer), layur atau ikan layang.
6. Mengingat gigi ikan pelagis yang tajam seperti silet, buat beberapa cadangan pancing dibuat 5 hingga 10 ronce.


Ikan pelagis umumnya berenang berkelompok pada kedalaman tertentu dan mereka jarang yang memakan umpan pada kedalaman yang berbeda.

Teknik memancing.
pada prinsipnya mirip dengan teknik memancing dasaran, seperti:
1. Gunakan 2 buah kail, sediakan umpan secukupnya, turunkan pancing perlahan dan hitung berapa depa yang anda turunkan. Pada waktu menurunkan pancing kembali, hitung kembali berapa depa saat anda mengalami strike. jangan ditambah atau dikurangi kedalaman airnya, sehingga ada baiknya kalau anda beri tanda atau batasan berupa karet gelang pada senar atau kenur.
2. Supaya umpan terlihat hidup, goyang-goyangkan atau naik turunkan umpan.
3. Saat strike, hentakan kenur ditangan dengan sekuatnya dan tarik secepatnya. namun perhatikan agar senar/kenur yangmenumpuk dibawah kaki tidak kusut.
4. Bila sering terjadi strike, untuk praktisnya ikan yang anda dapatkan dapat dipotong cabai selebar 1 cm sebagai umpan.
5. Jika ikan sudah berada dibibir perahu, angkat setinggi-tingginya dengan tangan yang memegang kenur. Bila strike, jangan langsung ditangkap badan ikan. cekik lehernya kemudian masukkan jempol kedalam insang dan tekan kuat-kuat. Setelah tak berdaya buka kail dengan tang buaya. jangan pernah mencoba membuka kail saat ikan bergigi tajam masih hidup!

semoga berguna...
Baca selengkapnya »

Mancing Trolling Tuna (Tips & Trick)

0 komentar

altTuna merupakan salah satu jenis ikan yang berkelompok dan selalu berenang secara bersamaan dengan memiliki bobot ikan yang bervariasi. Memperoleh hasil tangkapan tuna inilah yang dapat membuat para mania mencoba mencari sensasi tersendiri.
Bagi para mania mancing kawakan, memancing tuna dengan teknik trolling ternyata masih dapat menghasilkan tangkapan yang kali ini akan diuraikan beberapa trik mancing tuna dengan teknik trolling.
Teknik mancing trolling dengan menggunakan umpan buatan/ lure trolling, dimana suatu teknik memancing dengan cara membentangkan umpan buatan di ujung tali senar yang ditarik dengan perahu berjalan dimaksudkan demi menarik perhatian ikan sasaran dengan kecepatan berjalan perahu yang konstan pada 7 – 10 knot.
Beberapa corak warna yang bisa digunakan pada lure/ umpan buatan pilihan para mania, seperti warna hijau gelap, hitam, ungu, kuning, merah dan hot pink/ merah muda. Penggunaan umpan lure ini dengan cara mengkombinasikan warna-warna umpan tersebut demi mencari ikan sasaran.
Teknik lainnya yang juga dapat digunakan dengan menggunakan teknik trolling adalah dengan cara menggunakan umpan hidup/ live bait dan juga menggunakan umpan mati/ death lure. Dengan mengkombinasikan dua jenis umpan ini pun juga dapat memberikan respon positif dengan hasil yang baik.
Umpan hidup dan juga umpan mati yang digunakan seperti ikan ekor kuning serta meckarel ternyata cukup handal menarik perhatian tuna yang cara penggunaannya adalah dengan teknik trolling sejauh 40 – 50 meter dan mengapungkannya dalam 2 (dua) ujung tali senar serta posisikan umpan di kedalaman 8 – 10 meter di bawah permukaan air.
Memancing tuna dengan menggunakan teknik trolling ternyata memiliki sensasi tersendiri bagi para mania yang berburu jenis ikan tersebut yang dikarenakan tuna memiliki tenaga yang dahsyat saat bertarung terlebih dengan beberapa jenis tuna seperti tuna sirip kuning maupun biru dan juga berbobot besar.*berbagai sumber 

Baca selengkapnya »
 

Penunjuk Waktu

Kalender

Total Pageviews


ShoutMix chat widget

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.

Kata Anime

Tarekh Hijriyah

TRANSLATOR

Stop Global Warming disini!

Followers

© 2010 selamat datang MANCING MANIA Design by Dzignine
In Collaboration with Edde SandsPingLebanese Girls